oleh

Wakil Wali Kota Mataram bangga jadi pionir penerima vaksin COVID-19

Mataram, jurnalsumatra.com – Wakil Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana mengaku bangga menjadi salah satu penerima vaksin COVID-19 pertama pada Kamis (14/1) di Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

“Ini menjadi bagian langkah awal bagi masyarakat merintis pemberian vaksin COVID-19, karena itu saya sangat bangga dengan kesempatan yang diberikan itu,” katanya kepada sejumlah wartawan di Mataram, Rabu.

Pernyataan itu disampaikan Mohan menyikapi data dari Satgas COVID-19, yang menyebutkan bahwa ia bersama sekitar 26 orang pejabat, Forkopimda serta perwakilan tokoh agama dan tokoh masyarakat Kota Mataram akan divaksin COVID-19 pertama, pada hari pencanangan tingkat Kota Mataram di aula pendopo wali kota setempat, Kamis (14/1).

Wakil wali kota mengatakan pada prinsipnya dirinya siap divaksin COVID-19, untuk memberikan motivasi dan keyakinan bagi masyarakat secara umum, sehingga ke depan masyarakat tidak perlu dipaksa untuk mendapatkan vaksin COVID-19.

Apalagi, jika vaksin COVID-19 ini sudah dipandang efektif dan memiliki garansi terhadap imunitas mencegah COVID-19, sehingga tidak ada alasan lagi masyarakat untuk menolak program yang telah dicanangkan pemerintah tersebut.

“Kalau masyarakat sudah yakin terhadap kualitas dan keamanan vaksin, saya pikir tidak ada alasan lagi masyarakat menghindari vaksin tersebut,” katanya.

Mohan menilai program pemberian vaksin COVID-19 secara berjenjang mulai dari unsur kepala daerah, tokoh agama dan tokoh masyarakat, kemudian tenaga kesehatan (nakes) sudah cukup baik.

“Pemberian vaksin COVID-19 secara berjenjang ini bisa membangun persepsi masyarakat bahwa vaksin ini baik dan memiliki keamanan bagus. Ke depan, saya yakin masyarakat bisa dengan sukarela divaksinasi,” katanya.

Sementara itu menyinggung masalah kesehatan, Mohan mengatakan pada dasarnya ia tidak memiliki masalah kesehatan dari 15 kategori masyarakat yang tidak boleh divaksin COVID-19.

“Alhamdulillah, kalau dari kesehatan dan usia saya memenuhi kriteria. Tapi, tetap harus dilakukan skrining untuk mengetahui rekam medis agar tim medis bisa mengambil tindakan tepat,” kata Mohan yang akhirnya menyebut dirinya memiliki alergi obat.

Sebanyak 15 kategori masyarakat yang tidak boleh divaksin COVID-19, antara lain pernah terkonfirmasi menderita COVID-19, memiliki penyakit jantung, ginjal, kanker, ispa (batuk, pilek, sesak nafas), diabetes, dan hipertensi.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed