oleh

Rumah Madu Hutan Jambi ekspor madu ke Singapura

Jambi, jurnalsumatra.com – Rumah Madu Hutan Jambi menjadi pelaku Usaha Menengah Kecil Menengah (UMKM) Jambi yang kini mampu mengekspor komoditas itu ke luar negeri sejak awal 2021.

Pemilik Rumah Madu Hutan Jambi, Candralela memaparkan usaha madu yang digelutinya sejak tahun 2008 ini resmi mengekspor madu produksinya ke Singapura sejak awal 2021 ini. Tak tanggung-tanggung, permintaan madu untuk ekspor keluar negeri tembus 60 ton per tahun.

“Sebanyak 5 ton per bulan untuk pengiriman keluar negeri,” terang Candralela .

Rumah Madu Hutan Jambi ini merupakan UMKM binaan PLN dan Bank Indonesia. Melalui pembinaan itulah Rumah Madu Hutan Jambi dikatakan Candralela dapat berkembang hingga kini.

Sebelum melakukan produksi sendiri, awalnya Candralela mengepul madu hutan dari hasil pemanjat madu sialang di Jambi. Saat itu harga madu dari pemanjat masih dikisaran Rp7.500 perkilogram. Mengingat kesadaraan masyarakat untuk mengkonsumsi madu saat itu masih rendah, Candralela memiliki misi untuk menjadikan madu sebagai oleh-oleh Jambi.

Sengaja madu brand Jambi sebagai oleh-oleh, penjualannya masih nitip ke store lain. Mulai dari nitip puluhan botol hingga sekarang mampu ratusan botol per bulan untuk satu toko, terangnya saat ditemui di Rumah Madu Hutan Jambi di kawasan Pasir Putih Kota Jambi.

Tahun 2015 lalu, menjadi awal Candralela melakukan produksi madu sendiri. Saat musibah kabut asap menimpa Jambi, saat itu pula ketersediaan madu hutan sialang berkurang. Candralela harus memutar otak bagaimana agar stok madu terus tersedia sebab permintaan akan madu semakin banyak.

Dulu waktu ia masih main di madu hutan sialang, stoknya bisa mencapai 24 ton, karena kabut asap stok jadi kosong hampir 1,5 tahun stok madu sialang kosong. Saat musibah asap itu datang saya jadi mikir bagaimana ini bisnis harus terus berjalan karena permintaan banyak inilah awal saya memperkenalkan ‘black honey’ dan madu karet kepada masyarakat Jambi.

Candralela menuturkan, saat ini dirinya memproduksi madu dari lebah Mellifera dan Kelulut. Dua jenis lebah ini menurutnya menjadi lebah yang memiliki kualitas madu terbaik.

Seiring dengan waktu itu ia terus belajar mengenal dunia perlebahan, bagaimana beternaknya hingga bisa menghasilkan madu terbaik. Karena beternak madu tidak sembarangan ada standar managemen pemanenannya juga, edukasi ini juga saya ajarkan kepada pemanjat madu sialang kala itu,” katanya.

Madu yang kini diekspor ke Singapura dikatakannya adalah madu produksi sendiri. Sampai saat ini rumah produksinya sudah mampu memproduksi madu hingga 7 ton. Dari jumlah tersebut 5 ton untuk permintaan luar negeri sedangkan selebihnya digunakan untuk permintaan dalam negeri.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed