oleh

IAP: Perencanaan wilayah diimbangi keberpihakan masyarakat lokal

Bandung, jurnalsumatra.com – Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP) mengatakan, tantangan perencanaan sebuah kota dan wilayah di tengah disrupsi teknologi harus diimbangi dengan keberpihakan pada kekuatan masyarakat lokal.

Ketua Umum IAP, Dr phil Andy Simarmata, Selasa, menuturkan sesuai dengan pernyataan Presiden Joko Widodo asaat memberikan sambutan pada HUT Ke-50 Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota (IAP) beberapa waktu lalu, dalam merancang jalan yang aman bagi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan bermotor dan merancang kompleks pertokoan yang tidak ekslusif untuk kelas atas saja tapi harus dipadukan dengan masyarakat kelas bawah.

Dr phil Andy Simarmat menyatakan IAP sebagai organisasi profesi perencana wilayah kota satu-satunya di Indonesia mengapresiasi perhatian Presiden pada profesi ini.

”Bagi kami, apa yang disampaikan Presiden sangat penting untuk dielaborasi oleh kurang lebih 1.200 anggota bersertifikat dan lebih dari 4000 anggota biasa yang tersebar di 31 kepengurusan provinsi,” kata dia dalam sebuah seminar daring.

Presiden Jokowi, lanjut dia, juga menekankan Konsepsi perencanaan pembangunan kota atau pengembangan wilayah yang inklusif, berorientasi kepada pelayanan kebutuhan warga dan meningkatkan kualitas hidup warga yang menghuninya. Hal ini harus diterjemahkan oleh para ahli perencana.

Konsep smart city atau smart home yang belakangan ramai digandrungi masyarakat tidak boleh sekadar fokus pada digitalisasi fasilitas atau layanan publik. Namun, juga harus mengembangkan lingkungan sosial, budaya, dan ekonomi masyarakat sekitar.

Tujuan perencanaan pembangunan bukan sekadar build building atau membangun bangunan. Melainkan, harus build environment atau membangun lingkungan hidup masyarakat.

Menurut dia, konsepsi baru desain kota Indonesia dimulai dengan desain Ibu Kota Baru- harus berkonsep smart dan menjadi rujukan dunia.

Kota pintar tidak sekedar fokus kepada digitalisasi fasilitas atau layanan publik namun mengembangkan lingkungan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat lokal.

Perangkat digital hanya pendukung bagi penciptaan kenyamanan dan peningkatan kualitas hidup warga.

”Pernyataan Pak Presiden menjadi penguat panduan praktik profesi perencana wilayah dan kota yang dituntut untuk semakin inovatif dalam mengimplementasikan prinsip pembangunan berkelanjutan,” kata pria yang juga merupakan satu dari sepuluh Scientific Comiittee di ISOCARP (International Society of City and Regional Planners), sebuah asosiasi profesi perencana internasional.

Urbanisasi, disrupsi teknologi dan dinamika perubahan global yang cepat juga memberikan tantangan tersendiri di dalam merencanakan kota dan wilayah.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed