oleh

Memacu ekowisata untuk tingkatkan ekonomi dan kelestarian alam

Palembang, jurnalsumatra.com – Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam, aspek pemberdayaan sosial, dan budaya.

Melalui kegiatan pariwisata tersebut juga dapat mendorong pemberdayaan ekonomi masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan di desa.

Dengan mengembangkan ekowisata, selain dapat memaksimalkan pemanfaatan potensi desa, juga bisa mengurangi dampak negatif pada lingkungan dan budaya.

Melalui pengembangan ekowisata, mendorong masyarakat desa berlomba-lomba menciptakan tempat wisata baru dengan memanfaatkan potensi alam, seni dan budaya setempat.

Akhir-akhir ini banyak tempat wisata yang diciptakan masyarakat desa baik secara berkelompok maupun perorangan.

Selama ini objek wisata pada suatu daerah terbatas, karena pengembangannya mengandalkan kemampuan keuangan dan tenaga yang dimiliki Dinas Pariwisata masing-masing daerah.

Ketua PHRI Sumsel, Herlan Aspiudin menjelaskan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) akan memperkuat kolaborasi dengan bersinergi program bersama Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (KemendesPDTT) dalam upaya mengembangkan desa wisata di Indonesia.

Melalui kolaborasi kedua kementerian itu, ditargetkan sebanyak 244 desa wisata tersertifikasi menjadi desa wisata mandiri hingga 2024.

Berdasarkan data, dari 244 desa wisata, sebanyak 150 desa wisata berada di lima destinasi super prioritas dan akan terus dikembang.

Sesuai arahan Presiden Joko Widodo, desa wisata menjadi platform yang akan digencarkan pengembangannya pada 2021.

Akhir-akhir ini desa wisata telah menjadi tren pariwisata dunia, karena pengalaman liburan di tengah lingkungan desa yang santai dan sehat, menarik banyak wisatawan.

Semangat masyarakat desa di wilayah Sumsel melakukan pengembangan wisata di kawasannya dengan dana swadaya perlu terus dipacu dan mendapat apresiasi serta bantuan dari pemerintah.

Dengan partisipasi masyarakat mengembangkan potensi pariwisata yang ada di desa, bisa mendorong percepatan penambahan destinasi wisata.

“Kami berkepentingan menyemangati masyarakat mengembangkan desa wisata, karena jika banyak objek wisata menarik, wisatawan berkunjung ke daerah ini meningkat yang secara otomatis mendongkrak tingkat hunian (okupansi) hotel serta pengunjung restoran,” ujarnya.

Tingkat hunian hotel di Kota Palembang dan beberapa daerah Sumsel lainnya, dalam kondisi pandemi COVID-19 ini masih cukup baik di atas 40 persen.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed