oleh

Toraja International Festival 2021 suguhkan seni peradaban purba

Makassar, jurnalsumatra.com – Toraja International Festival (TIF) 2021 yang rencananya dihelat di Tongkonan Buntu Pempon, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, pada 10 Juli 2021, akan menyuguhkan seni peradaban purbakala

Penggagas TIF 2021 Franki Raden di Makassar, Jumat menjelaskan seni peradaban purbakala ini tidak lepas dari tradisi dan budaya yang secara utuh ada di Toraja dan Sulawesi Selatan, mulai dari seni musik, seni lukis, teaterikal dan lainnya.

“Pertunjukan TIF 2021 murni mengangkat kesenian tradisional lantaran tidak sedikit dari kesenian tersebut yang telah hampir punah. Kali ini kami fokus pada kesenian tradisional karena sudah hampir punah. Jadi kami juga memberi kesempatan kaum muda untuk mengembangkan akar budaya,” ujarnya.

Franki menjelaskan bahwa Sulawesi Selatan kaya dengan peninggalan sejarah, seperti lukisan prasejarah di Goa Leang-leang dan musik dari Toraja yang disebut Ma’nimbong dan Ma’dandan.

“Musik ini menyerupai kelompok budhis di Tibet, China, yang umurnya baru 3.000 tahun lalu. Sementara Toraja telah memiliki kesenian Ma’nimbong sejak 45.000 tahun lalu,” katanya.

Menurut dia, kesenian itu merupakan musik paduan suara laki-laki dan wanita tradisional Toraja yang bernama Ma’nimbong dan Ma’dandan.

Ma’nimbong dan Ma’dandan merupakan sebuah musik tutur vokal yang dimungkinkan sudah berusia ribuan tahun dan merupakan prototipe musik vokal di dunia jika ditinjau dari konsep estetika dan struktur komposisi musik tersebut.

Kedua jenis kesenian ini, kata Franki, berasal dari Desa Lokolemo yang terletak jauh di atas wilayah Pegunungan Pangala, daerah asal pahlawan Toraja yang terkenal, Pongtiku.

Demikian pula dengan bentuk kesenian bernama Pepe Pepe Baine dari wilayah Goa. Bentuk kesenian teatrikal yang bernuansa magis ini juga menunjukkan betapa purba dan uniknya Pepe Pepe Baine.

“Pada akhirnya semua bentuk kesenian yang akan kami tampilkan secara khusus di atas panggung TIF ke-9 ini menunjukkan tuanya peradaban,” ujarnya.

Tahun ini, TIF ke-9 akan memberikan fokus kepada penampilan kesenian tradisional Toraja dan Sulawesi Selatan. Penampilan ini dipilih dari grup-grup kesenian yang secara turun-temurun masih menjaga kelestarian dan keaslian mereka dalam menampilkan musik dan tarian khas Toraja dan Sulawesi Selatan.

Pada masa pandemi ini, TIF, festival yang telah mendunia, tetap berjalan terus walaupun lebih memberi penekanan kepada program virtual yang diputar melalui YOUTUBE:LOKASWARA PROJECT.

“Masyarakat yang tetap bersemangat untuk melihat pengambilan gambar TIF pada Tanggal 10 Juli nanti akan diibatasi dan dikenakan peraturan protokol kesehatan yang sangat ketat,” kata Franki.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed