oleh

Warga hibahkan patung Martha Cristina Tiahahu ke Museum Siwalima Ambon

Ambon, jurnalsumatra.com – Warga Desa Abubu Pulau Nusalaut, Kabupaten Maluku Tengah, menghibahkan patung Martha Cristina Tiahahu kepada Museum Siwalima di Kota Ambon dalam rangka memperingati 200 tahun kematian pahlawan nasional asal Provinsi Maluku tersebut.

Pemandu Museum Siwalima Mefi Mailoa, di Ambon, Rabu, patung tersebut sebelumnya berdiri di Desa Abubu sejak 2018. Karena desa tersebut mendapat patung baru untuk memperingati 200 tahun wafatnya Cristina Martha Tiahahu, maka warga sepakat menghibahkan patung lama ke Museum Siwalima.

“Dalam memperingati 200 tahun Cristina, mereka diberikan patung  Martha Cristina Tiahahu yang baru, jadi yang lama diberikan kepada kita, dan akan diresmikan nanti,” katanya.

Martha Christina Tiahahu adalah pahlawan nasional yang lahir di Desa Abubu Pulau Nusalaut pada 4 Januari 1800. Cristina melawan penjajah Belanda sejak berumur 17 tahun, membantu ayahnya Kapitan Paulus Tiahahu, seorang kapitan yang berjuang bersama Thomas Matulessy (Pattimura) dalam Perang Pattimura tahun 1817 melawan Belanda. Cristina wafat dalam usia masih muda pada 2 Januari 1818.

Ia mengatakan, patung Cristina yang dihibahkan berambut terurai dengan ikatan kepala serta memegang tombak dan ditaruh menghadap laut di Museum Siwalima. Patung tersebut akan diresmikan pada 8 November 2021 dalam rangka memperingati Hari Museum Nasional sekaligus Hari Ulang Tahun ke-48 Museum Siwalima.

“Jadi kita buatnya di tanggal itu (8 November-Red) saja,” ucapnya.

Ia menyatakan, pada kegiatan peresmian tersebut akan turut mengundang Istri Gubernur Maluku Widya Pratiwi Murad Ismail untuk menandatangani prasasti patung Cristina, serta sejumlah pejabat dan instansi terkait.  Selain itu, dalam kegiatan tersebut rencananya museum akan menggelar pameran foto dari koleksi yang ada.

Menurut dia, saat ini pengunjung museum jauh menurun sejak pandemi COVID-19. Sebelumnya pengunjung museum bisa mencapai ratusan terutama dari siswa dan pengunjung pada umumnya.

“Di masa pandemi karena sudah harus dengan menggunakan protokol kesehatan, jadi ini sudah agak menurun pengunjungnya. Dibandingkan sebelum pandemi, sekarang pengunjungnya di bawah 50-an lah,” ucapnya.

Ia menerangkan, anak-anak siswa harusnya rutin ke museum karena dapat banyak belajar budaya dan jati diri orang Maluku. “Di sana kan ada peninggalan leluhur, dan sebagainya. Jadi baiknya siswa rutin ke museum,” jelasnya.

Ia berharap, pandemi akan segera berlalu sehingga pengunjung museum dapat ramai kembali. Museum Siwalima berlokasi di Jl. Dr. Malaiholo, Taman Makmur Kelurahan Nusaniwe, Kota Ambon. Untuk masuk museum, khusus siswa dikenakan tarif Rp2.000, mahasiswa Rp3.000, orang dewasa Rp5.000, sementara untuk pengunjung mancanegara Rp10 ribu per orang.(anjas)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

News Feed